Maya

Yasmin, yang telah menunggu selama dua tahun setelah hilangnya Saman, mengalami serangkaian kejutan ketika menerima tiga surat dari kekasih gelapnya. Dalam setiap surat, ada kenangan yang membangkitkan rasa cinta dan kerinduan yang mendalam, tetapi juga membawa konflik batin yang rumit. Dalam proses penemuan diri, Yasmin harus menghadapi pilihan antara cinta yang telah lama hilang atau melanjutkan hidupnya.

Setiap surat yang diterimanya menjadi pengingat tentang segala yang telah dilewatinya dan momen-momen berharga yang pernah dibagikannya dengan Saman. Dalam merangkai kembali masa lalu, Yasmin menemukan kekuatan dan keberanian untuk menghadapi kenyataan. Dia berusaha untuk merajut kembali kepingan-kepingan hatinya yang hancur, meskipun bayang-bayang kepergian Saman terus menghantuinya.

Ayu Utami menggambarkan perjalanan emosional Yasmin dengan puitis dan mendalam, menjelajahi tema cinta, kehilangan, dan harapan yang tak kunjung padam. Dengan latar budaya yang kaya, kisah ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti sejati dari cinta dan bagaimana seseorang bisa bangkit dari kehilangan yang menyakitkan.